Harta Bawah laut - Lebih dari 38 Situs Ada di Kepulauan Seribu

Posted by Lambang Insiwarifianto 12.5.10 0 komentar
Kepulauan Seribu yang merupakan salah satu tujuan wisata di Jakarta ternyata menyimpan kekayaan bawah laut yang luar biasa. Di kawasan tersebut diperkirakan terdapat lebih dari 38 situs benda cagar budaya bawah air dari kapal karam kuno yang tenggelam ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya ....

Ojek kapal tolak kapal cepat di Pulau Seribu

Posted by Lambang Insiwarifianto 7.5.10 0 komentar
Kalangan pengusaha wisata bahari mendesak Pemprov DKI segera menetapkan
pangsa pasar kapal cepat KM Kerapu dan KM Lumba-Lumba agar tidak menjadi
pesaing langsung ojek kapal di Kepulauan Seribu.

Sekjen Gabungan Pengusaha Wisata Bahari Didien Junaedy mengatakan para
pemilik ojek kapal, nahkoda dan anak buah kapalnya telah menunjukkan ketidak
sukaannya terhadap kehadiran kapal cepat karena khawatir kehilangan
penumpangnya.

"Kami dapat memahami sikap para pemilik ojek kapal, nahkoda dan anak buah
kapalnya yang menolak kehadiran kapal cepat, untuk itu Pemprov dan operator
harus segera menentukan pangsa pasarnya masing-masing," katanya di Jakarta
hari ini.

Pemilik dan operator kapal tradisional penyeberangan ke dan dari Kepulauan
Seribu yang disebut ojek kapal, telah melancarkan aksi penolakan atas
kehadiran kapal cepat KM Kerapu dan KM Lumba-Lumba di Pulau Pramuka akhir
pekan lalu.

Sebab, kapal cepat yang dioperasikan dari Marina Ancol, Jakarta Utara cukup
menarik pengunjung karena tarifnya relatif murah hanya Rp30.000 per
penumpang dengan kualitas pelayanan yang jauh lebih baik dari ojek kapal.
Sementara tarif ojek kapal yang juga mengangkut penumpang ke dan dari Muara
Angke Jakarta Utara sebesar Rp30.000-Rp35.000 per orang sesuai tujuanya
yaitu Pulau Panggang dan Pulau Kelapa dengan kualitas pelayanan yang
terbatas.

Didien mengatakan ojek kapal tetap dipertahankan keberadaannya dengan
dilakukan perbaikan kualitas pelayanan dan jaminan keselamatan bagi
penumpang dan operator kapal untuk melayani warga kepulauan dan juga
wisatawan.

Sedangkan kapal cepat, lanjutnya, ditetapkan segmentasi penumpangnya secara
tepat dengan tarif yang lebih mahal dari ojek kapal dan kualitas pelayanan
dan keselamatan penumpang harus benar-benar terjamin.

"Dengan tarif yang lebih mahal dan segmentasi penumpang yang jelas yaitu
warga dan wisatawan yang mau membayarnya maka ketegangan dengan pemilik ojek
kapal dapat dihindari," ujarnya.

Sementara itu Bupati Kepulauan Seribu Burhanuddin mengatakan dapat memaklumi
aksi yang dilakukan masyarakat pemilik, nahkoda dan anak buah kapal ojek
yang merasah lahanya terancam diambil kapal cepat KM Kerapu I dan KM
Lumba-Lumba.

"Kami mengakui sosialisasi rencana pengoperasian kapal cepat masih kurang,
dan kami juga akan meminta Dinas Perhubungan DKI mengevaluasi mekanisme
pengelolaannya agar gesekan antara pemilik ojek kapal dan pihak dinas tidak
meruncing," ujarnya.

Dinas Perhubungan DKI memiliki 8 unit kapal cepat untuk penumpang
masing-masing dua unit KM Lumba-Lumba berkapasitas 50 tempat duduk per
kapalt dan 6 unit KM Kerapu dengan kapasitas 30 tempat duduk per kapal.
(mrp)
Oleh: Nurudin Abdullah
Bisnis Indonesia

Baca Selengkapnya ....

Seribu Islands for duty-free zone: Only a dream?

Posted by Lambang Insiwarifianto 4.5.10 0 komentar

By Grace Emilia
JAKARTA (JP): Ardika, is a 55-feet boat for 16 people, often seen berthing at the pier of Marina Ancol Jakarta.
It has two cabins, complete fishing equipment and is fully air-conditioned.
In the good old times (before the monetary crisis), Ardika always lifted its anchor at least twice a week.
Rented by families going for holiday in Seribu Islands in North Jakarta, by nature lovers in search of the wilderness in Ujung Kulon at the western tip of Banten province, or by hunters looking for wild boars at Tanjung Belimbing in Lampung, Sumatera.
Many a time, big companies also rent Ardika for entertaining their business associates on board.
In brief, Ardika leads a busy and cheerful life.
The situation changed. The financial crisis struck everyone, including Ardika.
The boat is now sometimes not used for two months before someone takes it to sea.
""Currently, we rent it for Rp 5.5 million per 12 hours. It's a good rate. Before the crisis its rate was Rp 4 million per 12 hours. That is only a small hike compared to the three times increase in spare part prices.
Nevertheless, it is hard to sell the boat although every month we have to pay Rp 2.5 million for berthing in Marina Ancol,"" sighed Samhudi, Ardika's captain.
Captain Samhudi and his five crew members are not alone.
Asep, a counter officer of Pulau Pelangi in Marina Ancol also tells a similar story.
Before the crisis, Pulau Pelangi was thronged by Italian and Japanese tourists.
Presently, thanks to the domestic tourists and expatriates, the island economy is sustained. ""I think foreign tourists are concerned with the security issues in Jakarta,"" said Asep.
Pulau Pelangi, located about 70 kilometers from Marina Ancol or about one and a half hours by speedboat, is a near Pulau Sepa and Pulau Pantara.
The similarities of these beautiful islands are that they have sandy beaches and sit in the middle of a clean blue ocean.
""Very good for snorkeling and diving,"" says Jimny Tendean of Viany Tour & Travel, which deals with tours and accommodation in Seribu Islands.
""Most expats and foreign tourists come to these islands as they are unspoilt. Pulau Pantara has the best food, compared to the others, but it is also the furthest and most expensive.""
""Nowadays, the majority of tourists, especially the locals, visit nearby islands like Pulau Ayer and Pulau Bidadari.
Pulau Bidadari is the closest and thus the cheapest. These islands, especially Pulau Ayer, have swimming pools, karaoke bars and even Time Zone. Well-equipped facilities are important for tourist. However, unlike Pantara, Sepa or Pelangi, the surrounding waters in Bidadari and Ayer are not as clean as they are close to the mainland,"" explains Tendean.
Ramses Simanjuntak, public relation manager of PT Pembangunan Jaya Ancol, which owns Pulau Bidadari, even says that the island is not affected by the crisis.
Some 35,000 visitors landed on Pulau Bidadari last year.
On weekends, around 700 visitors throng the island per day. If the nine boats owned by PT Jaya Ancol are fully booked, it rents more boats from neighboring islands or from private individuals.
However, not all parties selling Seribu Islands in Marina Ancol are as lucky as PT jaya Ancol.
Though prices for accommodation, boat rental or diving equipment for foreign and domestic tourists are in the local currency, which is very good value for money, not many foreign tourists are keen on coming to Jakarta, or to sun bath or dive in Seribu Islands.
It is a shame as the potential for tourism in Seribu Islands is very big, especially in the northern islands whose nature is still well-preserved.
Caribbean
Well, let's see other parts of the world.
At the Bahamas in the Caribbean archipelago, there is one small island called Princess Cays which belongs to Princess Cruises, the Los-Angeles-based ship company owning big cruise ships that sail around the world, including to the Caribbean islands.
Princess Cays is a beautiful island with sandy beaches and a good diving spot. Once the tourists land on the island, they quickly stand in line to rent a small space for sun bathing on its beach.
Near the Princess Cays are islands belonging to U.S. Virgin Islands, which was founded by Christopher Colombus and named after St. Thomas, St. John and St. Croix.
Presently these islands heavily depend on tourism -- mostly from the cruise passengers visiting the islands on big ships like the Grand Princess of Princess Cruises which can hold more than 4,000 people. Usually there are three to six of such big ships berthing in these isles during the high tourism season.
""Average spending of one cruise passenger is US$243. There were 1.7 million visitors to St. Thomas in 2000. Cruise passengers itself increases by 10 percent each year."" says Darr Conradson, vice president of marketing for Little Switzerland, which manages 17 jewelry shops in the Caribbean islands.
Yes, some islands in the Caribbean archipelago such as St. Thomas are well-known for being a center of duty-free goods like jewelry or precious stones imported from all over the world.
People can find tanzanite imported from Tanzania, gold from Italy, jewelry from Hong Kong or watches from Switzerland. Almost all shops claim their prices are 20 percent to 50 percent lower than in the United States.
During the colonial era, St. Thomas was used as the center of slavery. It's now home to 117,000 people with the average income of $26,661 per family.
Lucita Lewis, senior information officer of the U.S. Virgin Islands Department of Tourism, says the locals are very concerned about keeping the islands' security tight.
""Tourists will come if the islands are safe and secure,"" says Lewis though she refers more to the eradicating of pickpockets than riots when talking of a safe destination.
Dreaming
Yanti Sukamdani, chairperson of Indonesia Hotel & Restaurant Association's Jakarta chapter, who also an active supporter of the Jakarta Tourism Board, says Jakarta is targeted to be the a shopping, marine and MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition-red) destination.
As a marine destination, the facilities are adequate. On shopping, the goods sold in Jakarta are good value for money, probably the best in Asia.
If the image of Jakarta as a safe destination is restored, we can expect the northern isles in the Seribu Islands like Pulau Pelangi or Pulau Pantara to get busy again handling foreign tourists.
Probably big ships will also visit Jakarta and drop off thousands of its passengers to shop. If big ship are unable to berth in Marina Ancol, they can use boats like Ardika to transfer them to the islands.
Princess Cays does not have a big pier either. Grand Princess' passengers are all transferred to the island by tender boats.
Should cruise passengers want to see how Indonesians in the Seribu Islands ""actually"" live, they can go to Pulau Untung Jawa.
The locals sell handicrafts or other cultural products to the tourists. As in the case of U.S. Virgin Islands, probably Seribu Islands can also be promoted as a duty free shopping hub.
The World Travel and Tourism Council reports that since the 1980s, Indonesia has decided to prioritize travel and tourism for foreign exchange earnings.
Minister of Culture and Tourism I Gede Ardika says that he is targeting the tourist industry to increase foreign exchange earnings to $7.59 billion and to raise job and business opportunities by 2004.
The question now is: When will Jakarta restore its image as a safe destination so that it can develop its tourism potential to the fullest and feed the people by the money earned from it?
The Jakarta Post, Jakarta

Baca Selengkapnya ....

Bertualang ke Teluk Jakarta, Harga Promo Paket Pulau Sepa Pulau Seribu Island Resort Jakarta, Indonesia

Posted by Lambang Insiwarifianto 3.5.10 0 komentar

Bosan berlibur di daratan? Jika iya, Anda patut menjajal sensasi petualangan bahari di sekitar Ibu Kota. Anda dapat melewatkan liburan akhir pekan ke Pulau Pramuka dan Pulau Sepa, Kabupaten Kepulauan Seribu. Kedua pulau itu menawarkan petualangan yang berbeda.
Di Pulau Pramuka, Anda dapat melihat kehidupan masyarakat kepulauan. Pulau itu menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Seribu. Di Pulau Sepa, Anda dapat menikmati keindahan pantai pasir putih lengkap dengan taman bawah laut.

Untuk bertualang di kedua pulau itu, hanya perlu sehari. Pulau Pramuka berada di 37 mil dari Jakarta, sedangkan Pulau Sepa 54 mil dari Jakarta.
Kompas menikmati perjalanan mengesankan itu dari Dermaga 06, Marina, Jakarta Utara, Sabtu (24/4) pukul 07.30. Lepas dari Dermaga Marina, gulungan ombak kecil mengayun-ayun kapal cepat yang membawa rombongan media, pelancong, dan PT Tender Indonesia sebagai penyelenggara acara.
Melancong ke Pulau Pramuka dan Pulau Sepa berarti perpacu dengan waktu. Jika terlalu siang berangkat dari Jakarta, lebih baik Anda bermalam di salah satu pulau itu. Jika berangkat pagi, Anda dapat kembali ke Jakarta menjelang petang atau malam. Bahkan, banyak orang menyarankan menghindari perjalanan ke Kepulauan Seribu pada bulan-bulan berakhiran ber, ber, ber (September-Desember). Ombak laut terlalu besar, hanya orang pulau yang mampu menaklukkan.
Dari Dermaga Marina, hanya perlu satu jam menuju Pulau Pramuka. Begitu sampai, beristirahat sejenak. Kemudian berkunjung ke tempat penangkaran penyu sisik (Eretmochelys imbricata), bakau (Rhizophora sirosa), dan pohon butun atau pohon perdamaian (Barringtonia asiatica).
Anda juga dapat melepaskan tukik ke lautan. "Penyu ini hanya boleh dilepas, tidak boleh dibawa pulang," kata Salim (62), Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan.
Menjelang siang, Anda dapat mengisi perut dahulu dengan menu khas laut di Rumah Makan Nusa Keramba. Rumah makan itu seperti mengambang, berdiri di atas pulau kecil yang bernama Pulau Gosong, lima menit dari Pulau Pramuka.
Agar petualangan lebih berkesan, singgahlah di Pulau Sepa. Pulau tanpa penghuni itu khusus menjadi obyek wisata. Salah satu pelaku usaha pariwisata asal Jakarta mengelola pulau ini sejak tahun 1980. Di sekitar pulau ini, tersaji keindahan bawah laut aneka taman karang.
Bagi Anda yang tak pernah menyelam di permukaan air laut (snorkeling), PT Tender Indonesia, salah satu pengelola paket wisata ke lokasi ini, menyediakan pemandu terlatih. Si pemandu hafal lokasi taman bawah laut di Pulau Sepa.
Namun, hati-hati jangan bergesekan dengan batu karang yang tajam dan hewan laut bulu babi atau landak laut (Echinoidea). Keduanya bakal melukai kulit Anda.
Akses ke lokasi
Untuk mencapai kedua pulau tersebut, bisa melalui sejumlah tempat di antaranya dari Tanjung Kait dan Pasir Tanjung (Tangerang) serta Muara Angke dan Marina (Jakarta Utara). Anda bisa memilih lokasi pemberangkatan sesuai kenyamanan, keamanan, dan kemampuan dana.
Bagi Anda yang memiliki dana cukup, Anda dapat mengikuti paket wisata melalui PT Tender Indonesia bernama "Backyard Adventure". PT Tender Indonesia menyediakan kapal cepat Predator dengan kekuatan mesin 600 PK (tenaga kuda).
Peserta paket membayar Rp 800.000 per orang lengkap dengan sarana makan berat dan makan ringan. Peserta juga tidak perlu repot menyewa peralatan snorkeling, semuanya tinggal memakai.
"Kedua pulau itu paling siap sebagai tempat wisata di wilayah Kepulauan Seribu," kata Tito Loho, Managing Director PT Tender Indonesia.
Bagi Anda yang memiliki dana berlibur cekak, Anda dapat memanfaatkan kapal kayu yang berangkat dari Muara Angke, Jakarta Utara. Dari dermaga itu, Anda hanya perlu mengeluarkan Rp 35.000 per orang sekali angkut ke Pulau Pramuka.
Sementara dari Pulau Pramuka, Anda dapat menyewa seharian penuh kapal nelayan Rp 500.000 dengan kapasitas 20 orang menuju Pulau Sepa.
Pulau Pramuka dan Sepa hanyalah sebagian dari 54 pulau yang diarahkan menjadi resor wisata oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu.
Arif Junus (38), konsultan keuangan di Jakarta, sering melewatkan akhir pekan di Kepulauan Seribu. "Sayang, pengembangan wisata belum maksimal. Padahal ada potensi yang sangat besar. Alamnya indah," kata Junus.
Sumber: Kompas.com
--------------

Hikari tour Jakarta menyiapkan paket discount wisata ke Pulau Sepa hubungi 021-7668477  Harga paket promo dapat dilihat di link dibawah ini:

Harga Promo Paket Pulau Sepa Pulau Seribu Island Resort Jakarta, Indonesia


  1. Harga Paket menginap Full-board Promo Murah Wisata Pulau Sepa

    1. 1.1 Paket Menginap Dewasa / Orang

      1. 1.1.1  Paket Penyu AB
      2. 1.1.2  Paket Penyu 1-10
      3. 1.1.3  Paket Napoleon
      4. 1.1.4  Paket Kakap
      5. 1.1.5  Paket Flipper
      6. 1.1.6 Paket Gurita

    1. 1.2 Paket Menginap Anak / Orang (usia 2-10 tahun)

      1. 1.2.1  Paket Penyu AB
      2. 1.2.2  Paket Penyu 1-10
      3. 1.2.3  Paket Napoleon
      4. 1.2.4  Paket Kakap
      5. 1.2.5  Paket Flipper
      6. 1.2.6  Paket Gurita

  1. Harga paket menginap Own Boat Promo Murah wisata Pulau Sepa

    1. 2.1  Cottage Penyu AB
      1. 2.1.1  Cottage Penyu 1-10
      2. 2.1.2  Cottage Napoleon
      3. 2.1.3  Cottage Kakap
      4. 2.1.4  Cottage Flipper
      5. 2.1.5  Cottage Gurita

  1. Paket Day Trip Discount Promo murah


Baca Selengkapnya ....

Warga Protes Operasional Kapal Cepat di Pulau Seribu

Posted by Lambang Insiwarifianto 0 komentar
Kehadiran kapal cepat KM Kerapu I dan KM Lumba-Lumba di Kepulauan Seribu, menyisakan permasalahan baru bagi warga sekitar. Tak kurang 20 warga yang berasal dari pemilik ojek kapal, nahkoda, dan anak buah kapal (ABK) yang sehari-hari menggantungkan hidup dari jasa penyeberangan kapal tradisional memprotes pengoperasian kapal cepat itu, di Gedung Penyeberangan Dinas Perhubungan DKI di Pulau Pramuka, Kelurahan Pulaupanggang, Kecamatan Pulauseribu Utara, Minggu (2/5). Warga meminta agar kapal cepat milik Dinas Perhubungan tidak melayani penumpang, karena di samping belum disosialisasikan kepada warga sekitar, juga dikhawatirkan mematikan usaha penyeberangan kapal tradisional penduduk.

Bahkan, warga mengancam akan menggelar aksi mogok operasi kapal-kapal ojek yang selama ini melayani rute Kepulauan Seribu-Muara Angke jika protes itu tidak ditanggapi. Aksi yang terjadi sekitar pukul 13.00 ini cukup mengejutkan sejumlah calon penumpang yang akan menggunakan KM Kerapu I. Terlebih, mereka dilarang menaiki kapal dan harus mengembalikan tiket yang sudah dibeli. "Jangan berangkat, kalau berangkat juga jangan salahkan kami bila berbuat yang lebih buruk," teriak salah seorang warga, Minggu, (2/5).

Syukur, perwakilan warga lain mengatakan, aksi protes ini merupakan imbas dari kurangnya sosialisasi pihak Dinas Perhubungan terkait dengan pengoperasian KM Kerapu dan Lumba-Lumba. Dengan tarif yang nyaris sama Rp 30 ribu, tetapi fasilitas yang lebih baik membuat penumpang kapal ojek beralih ke kapal cepat. "Itu sama saja mau mematikan usaha masyarakat secara perlahan," katanya.

Fadil, salah seorang pemilik ojek kapal mengungkapkan, beroperasinya kapal cepat itu menyebabkan terjadinya penurunan penumpang. Menurutnya, dengan fasilitas subsidi kapal cepat tidak terpengaruh dengan sedikit atau banyaknya penumpang. Sementara ojek yang dikelola oleh masyarakat sangat terpengaruh dengan jumlah penumpang. "Kalau akhir pekan tidak terasa, tapi hari-hari biasa penumpang ojek turun drastis karena beralih ke kapal cepat," jelasnya.

Protes sejumlah warga tak ayal membuat calon penumpang yang sedang berlibur takut kembali ke daratan dengan menggunakan KM Kerapu milik Dinas Perhubungan. Sejumlah calon penumpang akhirnya kembali ke darat dengan menggunakan KM Pesona Alam yang merupakan milik warga setempat. Sedangkan, KM Kerapu  I, KM Kerapu III, dan KM Kerapu V akhirnya balik ke Pantai Marina tanpa penumpang. "Waduh saya ke pulau mau berlibur, tapi mendapat masalah seperti ini," ungkap Japar, salah seorang pengunjung wisata yang mengaku terkejut menghadapi peristiwa tersebut.

Bupati Kepulauan Seribu Burhanuddin mengakui, cukup memaklumi aksi yang dilakukan masyarakat. Karena itu, pihaknya meminta Dinas Perhubungan mengevaluasi mekanisme pengelolaannya. "Kami akan memfasilitasi atau menengahi masalah itu agar gesekan antar pemilik ojek kapal dengan Dinas Perhubungan tidak meruncing. Saya akui sosialisasi masih kurang," ungkapnya.

Kepala Divisi Penyeberangan PT Pelita Anugerah Bahari selaku operator KM Kerapu dan Lumba-Lumba, Zulkarnaen Muchtar, mengungkapkan, mengenai trayek itu kewenangannya berada di Dinas Perhubungan. Diakuinya, aksi warga itu juga akan menghambat operasional kapal cepat. "Tapi masalah itu akan dikembalikan ke dinas, memang kami belum melaksanakan sosialisasi. Kami bersedia duduk bareng dengan pemilik ojek agar kami juga kenal dengan mereka," ujar Zulkarnaen.

Perwakilan Dinas Perhubungan DKI Bidang Perhubungan Laut, Turipno, mengatakan, pengoperasian KM Kerapu dan Lumba-Lumba merupakan upaya Pemprov DKI Jakarta memberikan fasilitas transportasi yang layak bagi masyarakat Kepulauan Seribu. Menurutnya, sementara ini pengoperasian masih bersifat sosialisasi untuk mengetahui respons dan tanggapan masyarakat terhadap pelayan transportasi. "Kita siap menerima aspirasi masyarakat dan pemilik ojek, asal apa yang diminta harus sesuai dengan komitmen bersama," tandasnya.
beritajakarta.com

Baca Selengkapnya ....

Kapal Cepat Layani Kepulauan Seribu

Posted by Lambang Insiwarifianto 2.5.10 0 komentar

Untuk mendukung sekaligus memudahkan aktivitas masyarakat Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta berkomitmen kembali mengoperasionalkan kapal-kapal cepat atau Kapal Motor (KM). Sebelumnya, kapal-kapal tersebut sempat melayani rute menuju pulau-pulau permukiman di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu ataupun sebaliknya.

Hingga saat ini, rute-rute tersebut telah kembali dioperasionalkan sejak Selasa (27/4/2010) lalu. Adapun kapal cepat yang kembali dioperasikan, yakni KM Lumba-lumba terdiri dari dua unit yang berkapasitas 50 penumpang dan KM Kerapu yang terdiri dari 6 unit dan berkapasitas 25 orang. Keduanya akan berangkat dari Marina Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) pada pukul 08.00 dan akan kembali dari pulau tujuan menuju Marina TIJA pada pukul 14.00 setiap hari.

Nantinya, empat lintasan telah disiapkan bagi beroperasinya KM tersebut. Lintasan pertama dilalui KM Lumba-lumba melayani Marina-Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka-Pulau Kelapa pergi pulang (PP). Lintasan dua dilalui KM Kerapu, yang melayani Marina-Pulau Untung-Pulau Pramuka-Pulau Kelapa (PP).

Sejak pertama kali diberangkatkan, respons penumpang sangat baik. Khusus KM Lumba-lumba, penumpang akan dilayani oleh pramugari dan diberikan makanan ringan.
-- Zulkarnaen Muchtar
Kemudian lintasan tiga dilalui KM Kerapu yang melayani Marina-Pulau Untung Jawa-Pulau Lancang-Pulau Payung-Pulau Tidung (PP).
Lintasan empat dilalui KM Kerapu yang melayani Marina-Pulau Untung Jawa-Pulau Lancang-Pulau Pari-Pulau Pramuka (PP) dan lintasan lima dilalui KM Kerapu yang melayani Marina-Pulau Untung Jawa-Pulau Pari-Pulau Pramuka-Pulau Kelapa (PP).

Untuk tarif berdasarkan pembagian zona lintasan, yakni zona I antar-pulau Rp 25.000 ditambah Rp 800 biaya asuransi Jasa Raharja dan zona II dari Marina ke daerah tujuan akhir Rp 30.000 ditambah Rp 2.000 biaya asuransi Jasa Raharja.

Kepala Divisi Penyeberangan PT Pelita Anugerah Bahari (PT PAB) Zulkarnaen Muchtar mengatakan, sebagai rekanan yang ditunjuk Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk operator kapal cepat, pihaknya akan memberikan pelayanan yang terbaik terhadap penumpang. "Sejak pertama kali diberangkatkan, respons penumpang sangat baik," ungkap Zulkarnaen, Jumat (30/4/2010).

Untuk memberikan kenyamanan dan keamanan penumpang, sambung Zulkarnaen, setiap keberangkatan kapal dilengkapi dengan syarat pelayaran, seperti jalur pelayaran menggunakan GPS dan radio komunikasi perlengkapan keselamatan kapal seperti life jacket yang disesuaikan dengan penumpang dan ring boy. "Khusus KM Lumba-lumba, penumpang akan dilayani oleh pramugari dan diberikan makanan ringan," ungkapnya.

Bupati Administrasi Kepulauan Seribu Burhanuddin menyambut baik kembali beroperasinya kapal-kapal cepat Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang melayani rute ke pulau-pulau permukiman di Kepulauan Seribu.
Dia mengatakan, program ini merupakan bagian dari upaya Pemprov DKI Jakarta menanggulangi masalah transportasi yang selama ini dihadapi masyarakat Kepulauan Seribu. "Kami menyambut baik beroperasinya lagi kapal cepat itu. Diharapkan dapat melayani warga Kepulauan Seribu," kata Burhanuddin.

Kembalinya pengoperasian kapal cepat di Kepulauan Seribu juga dalam rangka mendukung program Kepulauan Seribu sebagai salah satu ikon tujuan wisata bahari dan kuliner laut di DKI Jakarta.
Ia menambahkan, bagi penumpang yang berangkat menuju Kepulauan Seribu melalui Marina TIJA akan diberi keringanan yakni dibebaskannya biaya tarif di pintu masuk Ancol. "Kadishub sudah berkomitmen untuk berkerja sama dengan Pengelola TIJA. Ke depan, diusahakan penumpang bisa mendapat keringanan masuk Ancol," tandasnya.

Sebelumnya, kapal-kapal cepat tersebut juga telah melayani jalur transportasi laut menuju Kepulauan Seribu sejak tahun 2004. Namun, seiring perjalanan waktu, pengoperasian kapal cepat tersebut sempat terhenti pada tahun 2006.
Kemudian pada tahun 2008, kapal cepat tersebut kembali beroperasi. Sayangnya, hal itu hanya mampu bertahan selama empat bulan, hingga akhirnya kembali beroperasi pada tahun 2010

Baca Selengkapnya ....

Wisata Sejarah di Kepulauan Seribu

Posted by Lambang Insiwarifianto 1.5.10 0 komentar

PULAU PRAMUKA, KOMPAS.com - Kepulauan Seribu tidak hanya memiliki keindahan bawah air, sehingga menjadi salah satu tempat wisata bahari terfavorit versi majalah National Geoghraphic 2009, tetapi juga memiliki potensi wisata sejarah yang tidak kurang menariknya bisa dikemas dengan baik.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu perlu membuat museum sejarah di Kepulauan Seribu.
-- Edy Juanedi
"Potensi wisata sejarah itu akan menjadi lebih menarik bila Direktorat Perlindungan Bawah Air bersedia menyerahkan benda cagar budaya hasil pengangkatan dari situs bawah air. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu perlu membuat museum sejarah di Kepulauan Seribu," kata Edy Juanedi, Camat Kepulauan Seribu Utara, pada acara Sosialisasi Peningkatan Peran Masyarakat dalam Penanganan Peninggalan Bawah Air, Kamus (29/4/2010) di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
Potensi wisata sejarah di Kepulauan Seribu meliputi makam Habib Ali bin Ahmad bin Zen Al Aidid di Pulau Panggang (wafat 15 Mei 1895), Kantor eks Asisten Resident Duizen Eilanden di Pulau Panggang (dibangun tahun 1880-an), makam legenda Darah Putih di Pulau Panggang, makam Syarif Maulana Syarifudin (kerabat Kesultanan Banten) di Pulau Kelapa, dan makam Sultan Mahmud Zakaria (kerabat Kesultanan Banten) di Pulau Panjang.
Edy Junaedi menjelaskan, lokasi untuk museum sejarah sebenarnya sudah ada, yaitu di kantor eks Asisten Resident Duizen Eilanden di Pulau Panggang, yang saat ini digunakan sebagai Kantor Lurah Pulau Panggang.
Menurut rencana, tahun 2011 Kantor Lurah Pulau Panggang akan dibangun di lokasi yang baru, sehingga gedung lama dapat direvitalisasi menjadi museum sejarah dan budaya untuk menyimpan benda cagar budaya, dan diorama singkat sejarah Kepulauan Seribu. Sedangkan situs BCB di perairan Kepulauan Seribu harus tetap dijaga kelestariannya sebagai sebuah situs dan terus menerus dipublikasikan, sehingga menjadi daya tarik bagi penyelam sebagaimana yang terdapat di Raja Ampat.
"Dengan pengembangan pariwisata sejarah dan budaya, saya yakin pada saatnya nanti Kepulauan Seribu akan mampu menjadi daerah tujuan wisata favorit sebagaimana halnya Bali. Masyarakat akan ikut merasakan dampak positif dari berkembangnya pariwisata berbasis komunitas di daerahnya, yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat," katanya.
http://travel.kompas.com

Baca Selengkapnya ....

Arsip Blog

Popular Posts

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger